Mengenal Tradisi Sepasaran Bayi di Desa Sumurgede, Kec. Godong, Kab. Grobogan
Tradisi sepasaran bayi di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan memiliki ciri khas yang berbeda dengan daerah lainnya. Acara ini dilakukan oleh keluarga yang baru saja memiliki anak pertama, sehingga acara ini hanya diadakan untuk anak pertama saja. Jika memiliki adik-adik setelahnya, acara ini tidak wajib dilakukan. Tradisi ini dilaksanakan ketika bayi berusia lima hari (sepasar). Oleh karena itu, tradisi ini disebut sepasaran karena dilakukan saat usia bayi genap lima hari. Acara ini berlangsung di rumah orang tua bayi.
Pelaksanaan tradisi ini dilakukan secara sederhana, hanya berupa syukuran dengan mengundang kerabat dan saudara terdekat. Biasanya acara digelar pada malam hari, selepas sholat Isya. Acara dimulai dengan kenduri, dilanjutkan dengan acara “rasulan” atau memotong rambut bayi. Dalam prosesi ini, bayi digendong oleh ayahnya, sementara kakek (ayah dari ibu bayi) memayungi bayi beserta ayahnya. Bayi kemudian dibawa mengelilingi ruangan, dan rambutnya dipotong menggunakan gunting, sambil diiringi bacaan sholawat nabi. Tradisi ini memiliki makna simbolis agar bayi kelak menjadi anak yang sholeh/sholehah, berbakti kepada orang tua, dan bermanfaat bagi bangsa, negara, serta agama.
Pemotongan rambut pertama kali dilakukan oleh seorang kyai atau sesepuh kampung, lalu dilanjutkan oleh orang lain yang hadir. Rambut bayi kemudian dikubur bersama dengan ari-ari bayi. Setelah prosesi rasulan selesai, para tamu boleh pulang atau tetap tinggal untuk menyaksikan acara berikutnya, yaitu tarian “Angguk Karya Muda.”
Tarian angguk ini dibawakan oleh para pemuda, biasanya setingkat SMP atau SMA. Oleh sebab itu, tarian ini disebut “Angguk Karya Muda,” yang bermakna tarian ini adalah jiwa dari para pemuda. Para penari menggunakan kostum lengkap, seperti topi, rompi, celana pendek, dan kipas sebagai atribut. Jumlah penari biasanya terdiri dari 12 hingga 18 orang. Tarian ini menitikberatkan pada gerakan tangan dengan kipas, serta gerakan tubuh yang selaras dengan gerakan tangan. Tarian ini dipertunjukkan pada acara sepasaran bayi, khitanan, maupun acara penyambutan tamu penting seperti wali kota, camat, bupati, dan lainnya.